Penerapan TIK dalam pembelajaran paud
Sabtu, 06 Februari 2021
liaa62795@gmail.com
Pengenalan TIK dan aplikasinya sebaiknya dimulai pada anak kecil, tidak membeda-bedakan dan diberikan padasemua jenjang pendidikan, sehingga TIK dapat menjadi suatu bagian penting dari sistim pendidikan
✓ E-education
E-education berhubungan dengan pemanfaatan media TIK seperti komputer, internet, telepon, televisi/video dan alat bantu audio-visual lainnya. Seiring dengan perkembangan perangkat TIK dengan harga yang relatif terjangkau seperti telepon seluler yang dilengkapi dengan kamera dan berbagai fitur canggih, video game, drone pada dasarnya dapat menjadi alat bantu dalam pendidikan anak. Pendidik dapat memperkaya bahan ajar dengan mengintegrasikan peralatan TIK dengan peralatan belajar yang ada dalam kelas. Peranan TIK dalam pendidikan anak usia dini sebagaimana dinyatakan oleh Mayesky dibawah ini.
Computers, as we have seen, have found their place into the preschool setting, taking their place beside the finger paints, play dough,books and other media foung within the early learning environment (Mayesky, 2006)
Kutipan di atas menyiratkan bahwa perangkat komputer sudah hadir dalam ruang belajar anak usia dini seperti halnya alat permainan edukasi lainnya dan dapat berkontribusi dalam proses belajar mengajar.
Demikian pula, perangkat TIK membantu menghubungkan sekolah dengan lingkungan dan keluarga. Dengan perangkat TIK informasi mengenai pembelajaran dapat dengan cepat dikomunikasikan antara guru, murid, orang tua dan lingkungan.
Pemanfaatan TIK untuk keperluan pembelajaran terdiri dari dua macam penerapan, yaitu dalam bentuk pembelajaran dengan bantuan komputer (Computer Assisted Instruction-CAI) dan pembelajaran berbasis komputer (computer based instruction-CBI). Perbedaan yang menonjol diantara keduanya terletak pada fungsi perangkat lunak yang digunakan. Pada CAI perangkat lunak yang digunakan berfungsi media untuk membantu guru dalam proses pembelajaran seperti sebagai alat multi media, alat bantu presentasi maupun demonstrasi atau sebagai alat bantu dalam pembelajaran. Sedangkan pada CBI, fungsinya lebih luas. Perangkat lunak dalam CBI disamping bisa dimanfaatkan sebagai fungsi CAI, juga bisa dimanfaatkan sebagai media belajar individual (individual learning) yang memungkinkan anak berinteraksi langsung dengan media interakatif berbasis TIK, sementara guru bertindak sebagai disainer dan programer pembelajaran.
Pembelajaran berbasis TIK dipengaruhi teori belajar kognitif yang banyak mengalami perkembangan dan sejalan dengan itu telah berkembang pula model-model pembelajaran yang mengaplikasikan model ini. Model-model pembelajaran berbasis TIK yang yang kini berkembang sebagaimana diuraikan berikut ini.
1. Model Drills
Model drills adalah suatu model dalam pembelajaran dengan jalan melatih anak didik agar dapat menguasai bahan ajar tertentu. Melalui model ini, akan ditanamkan kebiasaan tertentu dalam bentuk latihan.
Model drills dalam pembelajaran berbasis TIK pada dasarnya merupakan salah satu model pembelajaran yang bertujuan memberikan pengalaman belajar yang konkret melalui penciptaan tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasana yang sebenarnya melalui latihan-latihan menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Dalam melatih anak, hendaknya guru melakukan hal berikut ini
1) Memperkenalkan kompetensi atau keterampilan yang akan dikembangkan melalui latihan kepada anak.
2) Memberikan contoh kebiasaan, ucapan, kecekatan, gerak tertentu dan lain sebagainya sehingga anak mengetahui dengan jelas bagaimana seharusnya.
3) Pusatkan perhatian anak pada bahan ajar yang diberikan dengan topik yang dipilih sendiri oleh anak-anak.
4) Memberikan selingan humor agar proses belajar tidak membosankan.
5) Mendiagnosis kesulitan-kesulitan yang menyababkan anak melakukan kesalahan.
6) Memperhitungkan waktu, yakni tidak terlalu lama atau terlalu cepat.
2. Model Tutorial
Tutorial didefinisikan sebagai bentuk pembelajaran khusus dengan pembimbing yang terkualifikasi, penggunaan komputer untuk tutorial pembelajaran[4]. Pada model tutorial, guru mendorong agar anak belajar secara mandiri, kreatif dan mampu melahirkan ide-ide baru yang positif.
Fungsi guru dalam model tutorial berbasis TIK adalah sebagai tutor meliputi :
1) Kurikuler, yakni sebagai pelaksana kurikulum sebagaimana telah dibutuhkan masing-masing modul dan mengomunikasikan kepada siswa.
2) Pembelajaran,yakni melaksanakan proses pembelajaran agar para siswa aktif belajar mandiri melalui program interaktif yang telah dirancang dan ditetapkan.
3) Diagnosis bimbingan, yakni membantu para siswa yang mengalami kesalahan, kekeliruan, kelambanan masalah dalam pembelajaran berbasis TIK berdasarkan hasil penilaian baik formatif maupun sumatif sehingga siswa mampu membimbing diri sendiri.
4) Administratif, yakni melaksanakan pencatatan, pelaporan, penilaian dan teknis administratif lainnya sesuai dengan tuntutan program CAI/CBI.
5) Personal, yakni memberikan keteladanan kepada siswa seperti penguasaan, mengorganisasikan materi, cara belajar dan perilaku yang secara tak langsung menggugah motivasi belajar mandiri dan motif berprestasi yang tinggi.
3. Model Simulasi
Model simulasi dalam pembelajaran berbasis TIK pada dasarnya merupakan salah satu model pembelajaran yang bertujuan memberikan pengalaman belajar yang konkret melalui penciptaan tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasana yang sebenarnya yang berlangsung dalam suasana tanpa resiko. Model simulasi adalah model CBI yang menampilkan materi pelajaran yang dikemas dalam bentuk simulasi-simulasi pembelajaran dalam bentuk animasi yang menjelaskan konten secara menarik, hidup dan memadukan unsur teks, audio, gerak dan paduan warna yang serasi dan harmonis. Secara umum tahapan model simulasi adalah sebagai berikut: pengenalan, penyajian informasi (simulasi 1, simulasi 2 dan seterusnya). Pertanyaan dan respons jawaban, penilaian respons, pemberian feedback tentang respons, pembetulan, segmen pengaturan pengajaran, dan penutup.
4. Model Instructional games
Model instructional games merupakan salah satu bentuk metode dalam pembelajaran berbasis TIK. Tujuan instructional games adalah untuk menyediakan pengalaman belajar yang memberikan fasilitas belajar untuk menambah kemampuan siswa melalui bentuk permainan yang mendidik. Instructional games tidak perlu menirukan realita, namun dapat memliki karakter yang menyediakan tantangan yang menyenangkan bagi siswa. Instructional games dirancang sedemikia rupa, sehingga pembelajaranlebih menantang dan menyenangkan. Seluruh komponen permainan memiliki komponen dasar sebagai pembangkit motivasi dengan memunculkan cara berkompetisi untuk tujuan pembelajaran.
Sudah baik tia, tpi klu menurut sya sih, TIK ini di tunjukkan bukan untuk anak usia dini, melainkan untuk si pengajar, pengajar hanya mengenalkan saja, bukan untuk di ajarkan ke ank usia dini.
BalasHapusTerimakasih sangat membantu sekali
BalasHapusWah...sangat membantu sekali🙃
BalasHapus